Bersukacita
Filipi 3:4-9
"Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah. Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi"
"Disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,"
"Tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat."
"Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus."
"Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,"
"Dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan."
Kitab Filipi dikenal sebagai "The Book Of Joy" atau "Kitab Sukacita", padahal Rasul Paulus menulis kitab ini ketika ia sedang berada di dalam penjara. Kebanyakan orang yang dipenjara tanpa berbuat kejahatan seperti Rasul Paulus, akan merasa teraniaya, marah, jengkel, dan mempertanyakan dimana letak keadilan, tetapi tidak demikian dengan dia. Rasul Paulus tahu bahwa ketidakadilan yang dialami karena pengenalannya akan Kristus, merupakan sebuah keuntungan. Rasul yang setia ini mengajarkan agar umat Tuhan tetap bersukacita walau dalam penderitaan, lelah melayani, ketika membangun persahabatan, dan saat menerima berkat Tuhan.
Mengapa dibanyak bagian Alkitab mengajarkan kita untuk selalu bersukacita? Menurut penelitian, jika seseorang marah, cemas, takut, tertekan, maka otaknya segera mengeluarkan noradrenalin, yaitu hormon yang sangat beracun. Diantara racun alami, hormon ini menempati urutan ke-2 yang paling berbahaya setelah bisa ular. Racun ini membuat seseorang sakit, cepat tua, bahkan cepat meninggal. Sebaliknya, jika seseorang menghadapi segala sesuatu secara positif maka otaknya akan mengeluarkan hormon betaendorfin. Hormon kebahagiaan ini berkhasiat memperkuat daya tahan tubuh, menjaga sel otak teteap muda, melawan penuaan, menurunkan agresivitas dalam relasi antar manusia, meningkatkan semangat, daya tahan dan kreativitas diri.
Alkitab selalu menekankan kita untuk bersukacita dalam segala keadaan karena Alkitab adalah firman dari Pencipta kita. Pencipta kita tahu bagian mana dari diri kita yang harus dikembangkan dan mana yang harus diminimalisasi. Itulah sebabnya firman Tuhan memerintahkan kita untuk tetap bersukacita. Sukacita yang dimaksudkan disini bukan sekadar berpikir positif, dimana kekuatan pikiran manusia mnejadi ukurannya. Berpikir positif punya batasan, tetapi sukacita didalam Tuhan melebihi batas-batas manusiawi. Dasar sukacita yang alkitabiah ialah: Kita sadar dan yakin akan adanya jaminan yang besar dari Tuhan yang empunya alam semesta. Jaminan ini memampukan kita senantiasa bersukacita menjalani hidup.
Apa masalahnya yang sedang kita hadapi saat ini, yang mencoba mengusir sukacita dari hati dan pikiran kita? Apakah masalah itu lebih besar dari jaminan kemenangan yang dijanjikan Tuhan Yesus? Jika kita menghadapi masalh besar bersama Tuhan Yesus yang luar biasa, tentu kita akan cakap menyelesaikannya. Jangan fokus pada masalah yang besar itu, sambil terus mencari solusi bangunlah hubungan yang karib denganNya. Hubungan yang karib dengan Tuhan Yesus akan membangkitkan sukacita dan antusiasme didalam diri kita.
Bangkit dan peganglah kuat-kuat janji kemenangan yang diberikan Tuhan Yesus, karena didalam Dia pasti ada jalan keluar...!
-AMIN-
Doa
Tuhan, aku akan bangkit untuk meraih kemenangan yang besar. Biarlah Roh KudusMu memampukanku untuk tetap bersukacita. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin
Bukan karena hidup bahagia maka kita bersukacita, tapi karena kita bersukacitalah hidup kita menjadi bahagia.
Sumber: Manna Sorgawi
0 komentar:
Posting Komentar