Kristiani

Sebuah Memori


Amsal 16:31
Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.
Mazmur 90:12
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Thomas Carlyle (1795-1881) seorang sejarawan dan penulis esai terkenal di Skotlandia, menikah dgn sekertarisnya, Jane Welsh. Setelah beberapa tahun pernikaha mereka, Jane menderita sakit kanker. Tetapi Thomas tdk memberikan perhatian besar atas kesehatan istrinya. Dia terlalu sibuk dgn segala pekerjaan yg harus ia selesaikan dan ttp mengizinkan istrinya utk terus bekerja sbg sekertarisnya. Akhirnya Jane menjadi benar-benar sakit dan terkapar di atas ranjangnya. Namun demikian Thomas ttp tdk punya perhatian dan tdk banyak waktu utk menemani istrinya, sekalipun ia sangat mencintainya. Beberapa tahun kemudian Jane meninggal dan dimakamkan. Setelah proses pemakaman selesai, Thomas plg ke rmh dan masuk ke kamar istrinya. Diatas sebuah meja terdapat buku harian Jane.Ia mulai membacanya perlahan-lahan.Dan tiba-tiba matanya terhenti pd sebuah kalimat, "Kemarin dia menghabiskan waktu selama 1 jam bersama saya dan rasanya seperti berada di Sorga. Saya mencintainya." Dibalik halaman berikutnya tertera kalimat " Saya telah memasang telinga sepanjang hari utk mendengar langkahnya menuju ke kamar, tetapi hari sdh larut, saya rasa dia tdk akan dtg hari ini." Thomas langsung berlari menuju makam istrinya dan bersujud sambil terisak-isak, Dengan hati yg sangat menyesal ia berkata, " Seandainya saya mengetahuinya! " Thomas hanya dpt menyesalinya ttp semuanya sdh terlambat karena kehidupan tdk dpt terulang kembali.
Orientasi kehidupan selalu bergerka kedepan dan tdk akan pernah bisa terulang kembali. Ketika sebuah langkah tlh diambil maka tdk akan ada jln utk mundur. Kisah penyesalan semacam ini dpt kita temukan dlm kisah yg dijabarkan oleh Yesus ttg org kaya dan Lazarus. Orang kaya ini menyesali hidupnya semasa didunia. Namun penyesalanya sdh terlambat dan ia meminta lazarus agar menasihati saudara-saudaranya utk membenahi cara hidup mereka agar tdk mengalami nasib seperti dia. Tetapi hal iu tdk mungkin dilakukan Lazarus. Alkitablah yg akan menjadi penuntun yg terbaik bagaimana kita harus mengisis kehidupan ini agar nantinya kita tdk mengalami penyesalan. Jangan biarkan penyesalan org kaya tersebut menjadi bagian lembar kehidupan kita. Jangan biarkan masa tua kita dipenuhi dan dihiasi dgn banyak kata seharusnya: seharusnya saya tdk melakukannya, seharusnya saya lebih menghargai waktu, seharusna saya tdk mengambil keputusan tsb, seharusnya saya lbh giat lagi membawa hidup saya lebih dekat dgn Tuhan, seharusnya saya melakukan banyak hal buat Tuhan ketika saya masih kuat,dsb.Seharusnya hanyalah sebuah penyesalan yg terlambat. Berapa usia kita saat ini? Bawalah perjalanan kehidupan kita dgn bercermin dan berpedoman pd firman Tuhan, sehingga masa hidup kita menjadi mahkota yg indah. -AMIN-
DOA
Terima kasih Tuhan atas hidup yg Engkau anugerahkan. Berilah aku hikmat utk bijak menjalaninya, sehingga tdk ada penyesalan. Dalam nama Tuhan Yesus aku mohon amin.
Sekian detik yang berlalu pun merupakan sebuah memori yang tidak dapat diulang kembali


Mazmur 40:6
"Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku,perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya,tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung."


Sikap dan perilaku Daud yang merupakan teladan bagi kita terbentuk karena dia sadar bahwa ketika dia mencari pertolongan Allah, Allah telah mengangkat dia dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa, serta menempatkan dia di tempat yang aman (40:2-4)
Pertolongan Allah dalam hidupnya membuat Daud memiliki alasan baru untuk memuji Allah. Pengalaman mendapat pertolongan Tuhan itu juga membuat Daud semakin mempercayai Allah. Pengalaman itu juga membuat Dia memiliki kerinduan untuk bersaksi tentang perbuatan Allah yang ajaib, keunggulan Allah, keadilan Allah, kesetiaan Allah, kasih Allah, dan kebenaran Allah. Dari satu sisi, Daud menyadari kesalahan atau dosanya. Dari sisi lain, Daud juga menyadari rahmat (belas kasihan) Allah. Kesadaran akan pertolongan Allah pada masa lampau serta pengenalan akan Allah membuat Daud selalu bersandar dan berharap kepada pertolongan Allah dalam hal-hal yang menyangkut masa depannya.
Dalam 40:2-3, Daud menyampaikan bahwa dia mengalami pertolongan Allah saat dia berada dalam lumpur rawa, artinya dia berada dalam keadaan tidak dapat menolong dirinya sendiri tanpa pertolongan orang lain. Sebenarnya kita pun berada dalam keadaan yang serupa dengan Daud. Kita semua adalah orang berdosa dan kita tidak mungkin dapat melepaskan diri dari hukuman dosa tanpa bersandar kepada pertolongan Tuhan Yesus. Bila kita sungguh-sungguh menyadari bahwa kita akan binasa tanpa pertolongan Tuhan Yesus, barulah kita bisa memberi respons dengan semestinya, yaitu hidup penuh dengan rasa syukur. Rasa syukur tersebut akan menumbuhkan dorongan dari dalam hati kita untuk menjadi saksi atas semua perbuatan Allah dalam hidup kita.

Karena Iman Tembok Yerikho Runtuh

Renungan Harian: Tembok YerikhoAlkitab kerap menegaskan kepada pembacanya bahwa jalan-jalan Allah "sungguh tak terselami" (Roma 11:33) oleh pikiran manusia. Kisah kejatuhan Yerikho (Yosua 6:2-5) adalah satu contohnya.
Mengapa Allah tidak langsung saja meruntuhkan tembok kota itu dengan kekuatan-Nya yang dahsyat? Mengapa harus disuruh-Nya orang Israel mengelilingi kota itu sampai tujuh hari? Apa sulitnya Allah meruntuhkan Yerikho setelah dikelilingi bangsa Israel dalam satu hari saja? Sebagai jawabannya, Ibrani 11:30 menyatakan bahwa waktu tujuh hari itu bersangkut paut dengan iman orang Israel. Artinya, Allah memang berkuasa menumbangkan Yerikho secepat Dia mau, tetapi Dia memutuskan untuk memberi jangka waktu yang agak panjang untuk melatih iman umat-Nya. Jadi, setiap kali orang Israel berjalan keliling dalam tujuh hari itu, tembok-tembok Yerikho yang masih berdiri kokoh menantang iman mereka: Benarkah Allah akan merobohkannya? Syukurlah mereka bersabar dan tidak undur. Tembok-tembok tebal akhirnya runtuh dan penulis Ibrani di kemudian hari dapat bersaksi bahwa itu terjadi "karena iman".


Saat ini, barangkali Allah tengah membuat Anda melewati waktu yang panjang untuk mencapai sebuah sasaran. Anda yakin Allah ingin Anda mencapai hal itu, tetapi Anda bertanya-tanya mengapa Anda harus melalui waktu yang demikian panjang. Kuatkan hati dengan becermin pada pengalaman bangsa Israel di Yerikho.
Allah ingin Anda bersabar, berketetapan hati, dan tidak undur. Bertekunlah, agar pada waktu-Nya, Anda berhasil mencapai sasaran itu "karena iman".
Karena iman, runtuhlah tembok-tembok Yerikho,
setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya (Ibrani 11:30)
Waktu adalah salah satu guru terbaik yang Allah berikan untuk melatih iman kita.
Sumber: Renungan Harian

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More