Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran.
Sikap dan perilaku Daud yang merupakan teladan bagi kita terbentuk karena dia sadar bahwa ketika dia mencari pertolongan Allah, Allah telah mengangkat dia dari lobang kebinasaan, dari lumpur rawa, serta menempatkan dia di tempat yang aman (40:2-4)
Pertolongan Allah dalam hidupnya membuat Daud memiliki alasan baru untuk memuji Allah. Pengalaman mendapat pertolongan Tuhan itu juga membuat Daud semakin mempercayai Allah. Pengalaman itu juga membuat Dia memiliki kerinduan untuk bersaksi tentang perbuatan Allah yang ajaib, keunggulan Allah, keadilan Allah, kesetiaan Allah, kasih Allah, dan kebenaran Allah. Dari satu sisi, Daud menyadari kesalahan atau dosanya. Dari sisi lain, Daud juga menyadari rahmat (belas kasihan) Allah. Kesadaran akan pertolongan Allah pada masa lampau serta pengenalan akan Allah membuat Daud selalu bersandar dan berharap kepada pertolongan Allah dalam hal-hal yang menyangkut masa depannya.
Dalam 40:2-3, Daud menyampaikan bahwa dia mengalami pertolongan Allah saat dia berada dalam lumpur rawa, artinya dia berada dalam keadaan tidak dapat menolong dirinya sendiri tanpa pertolongan orang lain. Sebenarnya kita pun berada dalam keadaan yang serupa dengan Daud. Kita semua adalah orang berdosa dan kita tidak mungkin dapat melepaskan diri dari hukuman dosa tanpa bersandar kepada pertolongan Tuhan Yesus. Bila kita sungguh-sungguh menyadari bahwa kita akan binasa tanpa pertolongan Tuhan Yesus, barulah kita bisa memberi respons dengan semestinya, yaitu hidup penuh dengan rasa syukur. Rasa syukur tersebut akan menumbuhkan dorongan dari dalam hati kita untuk menjadi saksi atas semua perbuatan Allah dalam hidup kita.
Karena Iman Tembok Yerikho Runtuh
Alkitab kerap menegaskan kepada pembacanya bahwa jalan-jalan Allah "sungguh tak terselami" (Roma 11:33) oleh pikiran manusia. Kisah kejatuhan Yerikho (Yosua 6:2-5) adalah satu contohnya.Mengapa Allah tidak langsung saja meruntuhkan tembok kota itu dengan kekuatan-Nya yang dahsyat? Mengapa harus disuruh-Nya orang Israel mengelilingi kota itu sampai tujuh hari? Apa sulitnya Allah meruntuhkan Yerikho setelah dikelilingi bangsa Israel dalam satu hari saja? Sebagai jawabannya, Ibrani 11:30 menyatakan bahwa waktu tujuh hari itu bersangkut paut dengan iman orang Israel. Artinya, Allah memang berkuasa menumbangkan Yerikho secepat Dia mau, tetapi Dia memutuskan untuk memberi jangka waktu yang agak panjang untuk melatih iman umat-Nya. Jadi, setiap kali orang Israel berjalan keliling dalam tujuh hari itu, tembok-tembok Yerikho yang masih berdiri kokoh menantang iman mereka: Benarkah Allah akan merobohkannya? Syukurlah mereka bersabar dan tidak undur. Tembok-tembok tebal akhirnya runtuh dan penulis Ibrani di kemudian hari dapat bersaksi bahwa itu terjadi "karena iman".
Saat ini, barangkali Allah tengah membuat Anda melewati waktu yang panjang untuk mencapai sebuah sasaran. Anda yakin Allah ingin Anda mencapai hal itu, tetapi Anda bertanya-tanya mengapa Anda harus melalui waktu yang demikian panjang. Kuatkan hati dengan becermin pada pengalaman bangsa Israel di Yerikho.
Allah ingin Anda bersabar, berketetapan hati, dan tidak undur. Bertekunlah, agar pada waktu-Nya, Anda berhasil mencapai sasaran itu "karena iman".
Karena iman, runtuhlah tembok-tembok Yerikho,
setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya (Ibrani 11:30)
setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya (Ibrani 11:30)
Waktu adalah salah satu guru terbaik yang Allah berikan untuk melatih iman kita.
Sumber: Renungan Harian